Beranda | Artikel
Syirik Besar dan Syirik Kecil
Selasa, 23 Agustus 2016

#IndonesiaBertauhid

-Telah kita bahas bahwa dosa syirik adalah larangan terbesar dalam agama dengan konsekuensi bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.[1]

-Syirik ada dua macam yaitu syirik akbar (besar) dan syirik ashghar (kecil)

-Contoh syirik besar:

a) Syirik berdoa kepada selain Allah[2]

contohnya: berdoa meminta kepada Nabi, orang shalih, kubur wali atau kepada batu dan pohon

b) Syirik dalam niat dan tujuan, yaitu berniat menunjukkan ibadah kepada selain Allah[3]

contohnya: Menyembelih qurban ditujukan untuk jin penunggu pohon atau jembatan

c) Syirik dalam ketaatan, yaitu menjadikan selain Allah sebagai pembuat syariat dan ia patuh serta ridha menjalankannya

contohnya: Meyakini seseorang yang merubah-rubah syariat Allah dan harus dipatuhi[4]

d) Syirik dalam cinta, yaitu cinta kepada sesuatu sebagaimana cintanya kepada Allah bahkan mengalahkannya

contohnya: cinta kepada sesembahannya sebagaimana cinta kepada Allah[5]

-Syirik Kecil dibagi dua:

a) Syirik dzahir yaitu yang nampak berupa ucapan dan perbuatan

contohnya:

[1] Bersumpah dengan nama selain Allah[6]

[2] Memakai jimat[7]

[3] Perkataan “atas kehendak Allah DAN kehendakmu”[8] seharusnya “Kehendak Allah kemudian kehendakmu”

[4] Beranggapan sial[9] misalnya angka 13 adalah angka sial

[5] Ruqyah syirkiyyah[10], yaitu mantra-mantra selain Al-Quran dan Hadits yang diyakini bisa menolak bahaya

b) Syrik khafi yaitu tidak nampak

contohnya: Riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang)

Syirik jenis ini yang ditakuti oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atas umatnya, karena tersembunyi[11]

-Perbedaan syirik besar dan syirik kecil:

[1] syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam dan kekal di neraka sedangkan syirik kecil tidak tetapi mengurangi kadar tauhid seseorang

[2] Syirik besar harus bertaubat baru diampuni, sedangkan syirik kecil tergantung kehendak Allah, bisa diampuni bisa juga disiksa

[3] Syirik besar menghapus semua amalan sedangkan syirik kecil menghapus hanya pada amalan syirik kecil itu saja[12]

Akan tetapi perlu dicamkan, bahwa syirik kecil bisa jadi merupakan pengantar ke arah syirik besar sehingga keduanya tetap harus waspada dan dihindari

Demikian pembahasan mengenai syirik, semoga kita dijauhkan sejauh-jauhnya

@Desa Pungka, Sumbawa Besar

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

[1] Silahkan baca tulisan: https://muslimafiyah.com/kok-kesyirikan-jadi-larangan-terbesar-dalam-islam.html

[2] Berdoa kepada selain Allah. Allah berfirman,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (Al-‘Ankabuut: 65)

[3] Allah berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Huud: 15-16]

[4] Sebagaimana firman Allah,

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan rabb) al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh beribadah kepada Allah Yang Maha Esa; tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [At-Taubah: 31]

[5] Allah berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِِ

“Dan di antara manusia ada yang mengangkat tandingan-tandingan selain Allah, dimana mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti cintanya kepada Allah.” [QS. Al-Baqarah: 165]

[6] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ.

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.”( HR. At-Tirmidzi, Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2042)

[7] Jika beranggapan jimat sebagai penyerta saja yang menolak bahaya  dan yang menolak bahaya adalah Allah maka ini syirik kecil, tetapi jika berkeyakinan jimat inilah pemberi keamanan maka ini syirik besar

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156, As Silsilah Ash Shohihah no. 492).

[8] Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا حَلَفَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ، وَلَكِنْ لِيَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

“Apabila seseorang dari kalian bersumpah, janganlah ia mengucapkan: ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu.’ Akan tetapi hendaklah ia mengucapkan:

مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

‘Atas kehendak Allah kemudian kehendakmu.’”(HR. Ibnu Majah no. 2117, Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah no. 1093).

[9] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﻻَ ﻋَﺪْﻭَﻯ ﻭَﻻَ ﻃِﻴَﺮَﺓَ

“Tidak ada penyakit menular dengan sendirinya dan tidak ada anggapan sial” (HR Bukhari dan Muslim)

[10] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ، لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ.

‘Tunjukkanlah kepadaku ruqyah kalian. Tidaklah mengapa ruqyah yang di dalamnya tidak mengandung syirik.’” [HR. Muslim]

[11] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، فَقَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ: اَلرِّيَاءُ.

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka (para Sahabat) bertanya: “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Yaitu riya’.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Buluughul Maraam.)

[12] Lihat Buku Mutiara Faidah Kitab Tauhid oleh ustadz Abu Isa


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/syirik-besar-dan-syirik-kecil.html